Sabtu, 13 Februari 2010

KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL DI KOTA – KOTA BESAR

TUGAS INDIVIDU
PAPER

KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL
DI KOTA – KOTA BESAR
Dosen Pengampu : Drs. Agus Salim, M. Si
Mata Kuliah : Teori Sosiologi










Disusun Oleh :
Nama : Ahlurridwan S
NIM : 3501405074
Prodi : Pend. Sosiologi Antropologi
Semester : III A


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

I. JUDUL
“ KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL DI KOTA – KOTA BESAR “
II. LATAR BELAKANG
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan – keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga terjadi kepincangan ikatan sosial ( Gillin dan Gillin : 740 ). Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan – hubungan antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat.
Masalah sosial timbul dari kekurangan – kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor – faktor ekonomis, biologis, biopsokologis dan kebudayaan. Problema- problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain adalah kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
Salah satu masalah sosial yang banyak dan seringkali terjadi di Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggunp memelihara dirinya sendiri sendiri sesuai taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan masih terjadi di sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain :
a. Kebodohan
b. Kurangnya tingkat kreativitas individu
c. Tingkat kelahiran yang cukup tinggi
d. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggal
e. Keturunan
Sudah banyak langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan. Namun, sampai saat ini belum membuahkan hasil yang optimal atau yang diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah sendiri.
Kemiskinan sendiri tidak akan tuntas jika individu tersebut tidak bertekad untuk mengubah keadaan hidup sesuai dengan taraf kehidupan kelompok sosialnya dan mau menggunakan tenaga, mental, fisik dan semua aspek yang ada. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mampu memenuhi segala kebutuhan dirinya maupun anggota keluarganya.
III. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagimana kemiskinan itu terjadi ?
2. Apakah dampak – dampak yang terjadi ?
3. Bagaimana caranya untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut?
IV. PEMBAHASAN
Kemiskinan merupakan salah satu masalah soaial yang tak kunjung tuntas. Walaupun berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut sudah dilakukan, namun sampai saat inipun belum selesai juga. Kemiskinan dapat berarti sebagai suatu keadaan dimana seseorang atau individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya dan tidak dapat memelihara diri sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompok dan juga tidakmampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial. Pada waktu ditetapkannya taraf hidup sebagai suatu kebiasaan, maka kemiskinan timbul menjadi suatu masalah sosial. Pada saat individu tersebut sadar akan kedudukan ekonominya, maka mereka mampu untuk mengatakan dirinya kaya atau miskin.Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial, apabila perbedaan keadaan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas.
Pada masyarakat yang bersahaja susunan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan suatu masalah sosial. Karenamereka mengangap semua itu telah ditakdirkan, sehinga tidak ada suatu usaha untuk mengatasinya.
Berbeda dengan masyarakat modern. Mereka menganggap kemiskinan adalah suatu masalah sosial. Seseorang merasa miskin karena mereka menganggap harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya yang ada. Hal ini dapat terlihat jelas di kota – kota besar. Seperti di Jakarta, seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi, kendaraan, dll. Sehingga barang – barang tersebut dijadikan sebagai ukuran keadaan ekonomi seseorang.
Kemiskinan yang terjadi di banyak tempat di Indonesia ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a. Kebodohan
Tingkat kebodohan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.
b. Kurangnya kreativitas individu
Jika seseorang dapat menggunakan kekretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek – aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
c. Tingkat kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama – lama terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih serta menetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota kelompoknya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota – kota besar.
d. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu – individu dalam kelompok tersebut adalah individu – individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan.
e. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannyaadalah takdir yang tekah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan untuk mengubah keadaannya.
Hal – hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota – kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung – katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya.
Dari masalah kemiskinan yang terjadi tersebut, maka dampak atau akibat yang dapat terjadi yaitu meningkatnya tingkat kriminalitas. Kriminalitas disini yang sering terjadi antara lain adalah pencurian, pencopetan, perampokan, dll. Mereka melakukan hal itu atas dasar pemenuhan kebutuhan, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik itu dengan cara halal maupun tidak. Sehingga tingkat kriminalitas di kota – kota besar meningkat.
Pemerintah pun sudah berusaha mengentaskan kemiskinan yang tidak hanya terjadi di desa tersebut, namun juga terjadi di berbagai daerah lain. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerjanya dan kemauannya untuk lebih maju rendah bahkan tidak ada. Kebanyakan masyarakat mempunyai sifat pemalas dan hanya mau terimajadi saja tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh – sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi.. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.


DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gilbert, Alan dan Josef Gugler. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Sebuah Kesimpulan
Kemiskinan
Masalah sosial yang umum terjadi di masyarakat saat ini adalah kemiskinan. Penyebab utama masalah ini antara lain adalah akibat kurangnya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh warga. Sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Saat ini hampir sekitar 25 % warga desa tersebut masih berada di garis kemiskinan. Dan juga penyebab utamanya seperti yang telah disebutkan di atas. Warga desa tersebut kebanyakan hanya lulusan SD atau SMP dan tidak memiliki pendidikan dan ketrampilan yang layak untuk bekerja. Untuk menghidupi keluarga, mereka bekerja serabutan alias seadanya. Seperti mencari kayu untuk dijual, sebagian diantaranya bekerja sebagai kuli bangunan yang hasilnya tidak seberapa dan kadang kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah pun masih kurang untuk menutupi kebutuhan hidup mereka seperti makanan, pakaian, pendidikan bagi anak – anaknya, dan lain – lain. Dikarenakan hal kemiskinan tersebut, anak – anak mereka mayoritas hanya sampai SD ataupun SMP saja. Karena tidak ada dana untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Permasalahan permasalahan yang timbul akibat kemiskinan ini pun beragam. Seperti tindak kriminalitas warga yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang salah, misal dengan mencuri, memalak, bahkan pesugihan.
Pemerintah pun sudah berusaha mengentaskan kemiskinan yang tidak hanya terjadi di desa tersebut, namun juga terjadi di berbagai daerah lain. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja melanda sebagian masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerjanya dan kemauannya untuk lebih maju rendah bahkan tidak ada. Kebanyakan masyarakat mempunyai sifat pemalas dan hanyamau terimajadi saja tanpa mau berusaha.Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh – sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar