Sabtu, 13 Februari 2010

ANALISIS ETIKA KEILMUAN

TUGAS KELOMPOK

RESUME DAN ANALISIS ETIKA KEILMUAN
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu




JURUSAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
PENDAHULUAN

Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang dating dengan sendirinya. Tetapi melalui pemikiran – pemikiran yang demikian yang rumit dan mendalam tentang suatu objek dengan pendekatan yang khas. Sehingga ilmu menjadi suatu sasaran sarana berpikir yang sangat mendalam.
Dalam menghadapi perkembangan zaman, ilmu juga menjadi dan mengalami perkembangan sehingga dibutuhkan etika keilmuan sebagai patokan untuk berkembangnya ilmu kearah yang lebih maju.
Dengan demikian perlu diadakan sedikit penjelasan – penjelasan mengenai etika keilmuan.


PEMBAHASAN

ETIKA KEILMUAN

A. Ilmu merupakan suatu cara berpikir yang demikian pelik dan mendalam tentang suatu objek yang khas dengan pendekatan yang khas pula, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang andal. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang didalam dirinya memiliki karakteristik kritis, rasional, logis, objektif dan terbuka ( Jujun, 1987 ). Hal ini merupakan suatu keharusan bagi ilmuwan yang melakukannya.
B. Sikap Ilmiah
Ilmu filsafat dibagi menjadi 2 cabang, yaitu :
Filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis adalah mempertanyakan dan berusaha mencari jawabannya tentang segala sesuatu. Misalnya manusia, alam, hakikat realitas sebagai keseluruhan, pengetahuan, apa yang kita ketahui yang transenden, dan sebagainya.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran – ajaran dan pandangan – pandangan moral, etika lebih banyak berkaitan dengan prinsip – prinsip dasar pembenaran dalam hubungannya dengan tingkah laku ( Kattsoff, 1986 ). Menurut Magnis Suseno ( 1987 ), etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika social. Etika individual membahas tentang kewajiban manusia terhadap diri sendiri. Etika social membicarakan tentang kewajiban manusia.
Para ilmuwan sebagai orang yang professional dalam bidang keilmuan sudah tentu mereka juga perlu memiliki visi moral atau sikap ilmiah. Moral ilmiah menurut Merton ( 1981 ) bahwa ilmu memiliki sifat universalisme, komunalisme, disintredenes dan skeptitisme yang terorganisasi.

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan :
1. Tidak ada rasa pamrih ( dissentrerstedneis ) artinya sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap bertujuan agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi.
3. Adanya rasa percaya yang layak, baik terhadap kenyataan maupun terhadap pendapat serta budi.
4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan ( belief ) dan dengan merasa pasti ( conution ) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seseorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset.
6. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis ( akhlak )

Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secara universal dan komunal.
Di dalam perkembangan bangsa, etika Pancasila atau moral Pancasila seyogyanya dipertimbangkan sebagai landasan moral bagi para ilmuwan Indonesia. Hal ini disebabkan mereka mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membangun bangsa dan negaranya sendiri.

ANALISIS
A. Objektif
Etika keilmuan adalah suatu yang harus ditaati oleh para ilmuwan ( isi etika : nilai, norma, aturan, moral ). Tapi untuk sekarang para ilmuwan sudah tidak taat pada etika keilmuwan, contohnya saja mereka membuat senjata pemusnah massal, entah dalam bidang kimia atau biologi.
Untuk bidang kimia, para ilmuwan membuat bom nuklir yang dapat memusnahkan manusia dalam sekejap, walaupun sebenarnya nuklir dapat digunakan untuk pembangkit listrik, tetapi para ilmuwan menyelewengkan untuk hal lain. Jika dala bidang biologi para ilmuwan menggunakan virus untuk senjata pemusnah massal, seperti virus anthraks.
Selain membuat senjata pemusnah massal, para ilmuwan juga sering mengunakan makhluk hidup sebagai bahan percobaan ataupun bahan penelitian.
Ada juga hasil penelitian yang melanggar salah satu aturan agama. Yaitu pembuatan bayi tabung dan kloning manusia ataupun hewan. Bayi tabung melanggar karena dalam pelaksanaannya menggunakan sperma bukan dari pasangannya, tetapi berasal dari orang lain yang bukan pasangan sahnya. Walaupun bayi tabung merupakan suatu cara untuk menghaasilkan keturunan bagi mereka atau pasangan yang belum mempunyai keturunan. Cara ini kebanyakan diterapkan dinegara – negara yang penduduknya mayoritas non – Islam, seperti di Eropa.
B. Subjektif
Etika keilmuan seharusnya harus dimiliki oleh setiap ilmuwan, agar hasil dari penelitiannya tersebut tidak bertentangan dengan nilai, norma aturan, sera agama yang diyakininya.
Semoga dengan diterapkannya etika keilmuan ini, hasil dari penelitian para ilmuwan akan berguna kehidupan umat manusia, bukannya malah merugikan.

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ilmu filsafat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Filsafat teoritis
b. Filsafat praktis. Dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Etika umum
2. Etika khusus
2. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh para ilmuwan :
a. Tidak ada rasa pamrih
b. Bersikap selektif
c. Adanya rasa percaya
d. Adanya sikap dasar dengan kepastian
e. Adanya rasa selalu tidak puas terhadap penelitian.
f. Memiliki sikap etis.
B. Penutup
Sekian resume dan analisis tentang etika keilmuan. Apabila banyak terdapat kesalahan, Kami mohon maaf yang sebesar – besarnya dan dapat Kami jadikan koreksi untuk perbaikan kedepan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas – Hanami M. 1980. Di sekitar Masalah Ilmu ; Suatu Problema Filsafat. Surabaya : Bina Ilmu.
- . 1983. Epistemologi. Yogyakarta : Yasbit Filsafat UGM
Bakker, A. H. 1987. Dikos dan Kosmos : Makalah seminar Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Yasbit Filsafat UGM
Brown, H. L. 1979. Perception, Theory and Commitmen, The New Philosophy of Science. Chicago : The University of Chicago press.
Depdikbud. 1981. Filsafat Ilmu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Huibers, T. 1986. Manusia Merenungkan Dirinya. Yogyakarta : Kanisius.
Jacob T. 1987. Manusia, Ilmu dan Teknologi ; Pergumulan Abadi dalam Perang dan Damai. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Suria – Sumantri, Jujun. Ed. 1978. Ilmu dalam Perspektif : Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakikat Ilmu. Jakarta : Gramedia.
Kattoff. L. Element of Philosophy. Diterjemahkan oleh Soejono Soemargono dengan judul Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Lachman, S. J. 1960. The Foundation of Knowledge. New York : Vantage Press.
Suseno, Magnis. 1988. Kuasa dan Moral. Jakarta : Gramedia.
Searles, H.Tanpa tahun. Logics and Scientific Methods. Diterjemahkan oleh Soejono Soemargono dan Sri Budiyah. Yogyakarta : Fakultas Filsafat UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar